Kerjasama Universitas Safin Pati dengan APPI
USP menyediakan kesempatan menempuh pendidikan tinggi bagi para pesepakbola profesional dengan jadwal dan mekanisme kuliah yang disesuaikan dengan kesibukan para pesepakbola.
Penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) atas kerja sama ini dilakukan oleh Rektor USP Murtono dengan Presiden APPI Andritany Ardhiyasa di Kampus USP, Trangkil, Kabupaten Pati, Senin (8/5/2023).Ketua Yayasan Safin Bina Bangsa, Saiful Arifin, mengatakan bahwa pihaknya ingin memberikan tambahan ilmu di luar sepak bola kepada para anggota APPI melalui dunia akademik.
“Kadang pemain hanya fokus mengejar latihan saja dan melupakan pentingnya akademik.”
“Maka kami menyediakan wadah akademik di sini untuk mereka,” kata pria yang akrab disapa Safin ini.
Ia menyebut, di USP ada 16 program studi (prodi) yang bisa dipilih anggota APPI sesuai minat masing-masing.
Rektor USP, Murtono, mengatakan bahwa hingga saat ini sudah ada empat anggota APPI yang resmi menjadi mahasiswa USP.
Mereka ialah Andritany Ardhiyasa, kiper Persija Jakarta sekaligus Presiden APPI yang mengambil Prodi Manajemen, kemudian Achmad Jufriyanto, pemain Persib Bandung sekaligus Wakil Presiden APPI yang mengambil Prodi Hukum.
Ada pula dua orang pemain timnas putri, Shafira Ika Putri dan Sheva Imut Furyzcha.
Safira memilih Prodi Sistem Informasi, sementara Sheva Imut memilih Prodi Pendidikan Jasmani.
“Mengapa kerja sama ini kita lakukan? Di era Kurikulum Merdeka ini ada yang namanya rekognisi, pengakuan kemampuan, life skill, itu bisa diakui dalam kurikulum.”
“Bang Andritany dan Bang Jupe ini punya banyak sertifikat kan? Itu nanti scan saja, kirim ke sini.”
“Itu nanti akan kami akui sebagai mata kuliah keahlian,” ucap dia.
Murtono berharap, kerja sama dengan APPI ini menjadi awal yang baik.
Dia berharap, akan semakin banyak insan sepakbola yang kompeten di bidang akademik.
Sebaliknya, institusi akademik juga berangkulan dengan kalangan atlet profesional.
Sementara, Presiden APPI Andritany Ardhiyasa mengatakan, pendidikan akademik diperlukan bagi pemain sepakbola profesional sebagai bekal untuk mengarungi kehidupan setelah gantung sepatu.
“Atlet yang sukses itu bukan mereka yang hanya bisa survive (bertahan) ketika mereka masih aktif, melainkan mereka yang juga bisa survive ketika sudah pensiun sebagai atlet,” ujar dia.
Andritany menyambut baik adanya kerja sama ini.
Terlebih, melalui kerja sama ini, para pesepakbola profesional diberi kemudahan untuk mengikuti kuliah secara daring.
“Dengan kesibukan saya berlatih dan bertanding, saya dimudahkan lewat sistem e-Learning USP.”
“Pembelajaran juga dilakukan lewat Zoom,” tutur dia.
Dia berharap, ke depan akan semakin banyak anggota APPI yang berkuliah di USP.
Dia mengatakan, sebanyak kurang-lebih 700 pesepakbola profesional saat ini sudah bergabung dengan APPI.
Mayoritas bermain di Liga 1. Menurut dia, lebih dari 90 persen pemain Liga 1 sudah bergabung ke APPI.
Pemain di Liga 2 dan 3 belum semua terdaftar.
“Dari 700 anggota itu, kalau 10 persen saja kuliah di USP, artinya ada 70 pesepakbola.”
“Ini bisa membuat masa depan pesepakbola lebih baik lagi,” kata dia.
Senada, Wakil Presiden APPI Achmad Jufriyanto menyebut, sistem pembelajaran di USP memang sangat memudahkan para pesepakbola profesional.
“Selain kemudahan pembelajaran lewat zoom dan sistem e-Learning USP, para dosen juga sangat aktif memberikan materi perkuliahan lewat WhatsApp,” ujar dia.
Ia berharap, melalui kerja sama ini, ke depan akan lebih banyak pesepakbola profesional Indonesia yang memiliki gelar sarjana.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Yayan Isro Roziki