Rencana Besar BNI (BBNI) Garap Pasar Bank Digital Bersama Mayora dan Induk Shopee
JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) akan menjadikan PT Bank Mayora sebagai bank digital yang fokus menggarap pasar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Akan tetapi, bank hasil akuisisi dari Mayora Group itu akan menghadapi persaingan yang terbilang ketat dengan bank digital lainnya. Sejumlah pemain besar telah lebih dahulu terjun ke bisnis bank digital, sebut saja Chairul Tanjung dengan PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) besutan Jerry Ng. Belum lagi pemain asing yang juga berada di ceruk kolam serupa, yakni PT Bank SeaBank Indonesia milik Sea Limited. Sebagai informasi, BNI juga menggandeng Sea Limited sebagai mitra teknologi dalam mengembangkan Bank Mayora menjadi bank digital. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar sempat menyatakan terbuka dengan berbagai opsi kerja sama, mulai dari berbagi saham Bank Mayora dengan Sea Limited hingga merger dengan SeaBank. “Memang ada Sea Limited ada kepemilikan di Seabank, sedangkan kami bekerja sama dengan dalam mengembangkan Bank Mayora. Apakah nanti akan merger? Kita lihat saja nanti. Kami akan mengembangkan fundamental Bank Mayora,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (11/7/2022). Terkait berbagi saham, BNI rela sahamnya di Bank Mayora terdilusi dari 63,92 persen menjadi sekitar 50 persen. Akan tetapi sejauh ini kemitraan BNI dengan Sea masih sebatas pengembangan teknologi. Sementara itu, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan bahwa perseroan berencana untuk mentransformasi Bank Mayora yang diakuisisi pada 2022 sebagai menjadi bank digital untuk segmen UMKM. Dalam mendukung rencana ini, pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mayora awal bulan ini (6/1/2023), BNI sebagai pemilik saham telah menunjuk jajaran manajemen baru. Posisinya diisi oleh kombinasi profesional dan ahli dengan latar belakang perbankan, startup business, hingga financial technology (fintech). “Pengangkatan manajemen baru Bank Mayora ini diharapkan dapat memperkuat struktur manajemen perseroan dalam melakukan transformasi bank digital sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital bagi UMKM yang terdepan dan terunggul di Indonesia,” ujarnya dalam Public Expose Full Year 2022 BNI pada Selasa (24/1/2023). Dalam RUPS awal tahun ini, pemegang saham Bank Mayora memang telah memutuskan untuk memberhentikan dengan hormat Ricky Budiono sebagai Direktur Utama, Dharmawan Atmadja sebagai Komisaris Utama, serta Taryadi Supangkat sebagai Komisaris Independen. Kemudian, RUPS sepakat menunjuk Jenny Wiriyanto sebagai Direktur Utama dan Andi M Andries sebagai Direktur. Selain itu, RUPS Bank Mayora juga menunjuk Hussein Paolo Kartadjoemena sebagai Komisaris Utama yang saat ini menjabat sebagai SEVP Corporate Transformation BNI. Selain itu, Bank Mayora juga menyiapkan berbagai langkah sebagai bank digital baru tahun ini, termasuk persiapan rebranding atas perubahan nama dan logo yang akan diumumkan kepada publik dalam waktu dekat. Persaingan Pasar UMKM Di segmen UMKM, Bank Mayora tidak sendiri. Bank digital milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI, yaitu PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) telah lebih dahulu bertengger di situ. Selain itu, PT Bank Fama International yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Emtek Group, juga akan fokus menggarap UMKM. Presiden Direktur Bank Fama Tigor M. Siahaan menuturkan bahwa pihaknya akan fokus menggarap segmen underbanked, yang dinilai memiliki potensi besar. Selain itu, kesenjangan kredit juga belum bisa dijangkau oleh pelaku industri keuangan dengan optimal. Oleh karena itu, Bank Fama akan menggarap segmen underbanked dengan memanfaatkan kekuatan ekosistem dari pemegang saham perusahaan, yakni Emtek Group yang memiliki saham 62,76 persen, sementara Grab dan Singtel masing-masing menggenggam 16,26 persen saham. Selain Bank Fama yang tergolong baru, Bank Mayora juga menghadapi persaingan dengan PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) yang lebih dulu menggarap segmen pasar UMKM melalui platform Tunaiku. Setelah Bank Amar berhasil memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun pada tahun lalu, Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian menyatakan bahwa perseroan dapat fokus pada perkembangan platform Tunaiku. Perseroan juga membidik kenaikan aset menjadi Rp20 triliun hingga Rp25 triliun. “Dengan modal yang meningkat kami percaya bahwa kami dapat menggunakan dana tersebut secara efektif untuk melaksanakan rencana kami guna melayani nasabah UMKM dengan lebih baik lagi,” tutur Vishal Tulsian. Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa ceruk pasar UMKM di Indonesia masih cukup besar. Terdapat sekitar 64 juta UMKM di Indonesia yang telah berkontribusi terhadap 60 persen produk domestik bruto (PDB). Potensi besar UMKM tersebut bisa dimanfaatkan oleh bank-bank digital untuk menggenjot pertumbuhan bisnis ke depan. “Dengan transformasi digital, keterjangkauannya diharapkan lebih tinggi sehingga bisa menyasar segmen yang tidak bankable,” ujarnya kepada Bisnis.
Sumber : finansial.bisnis.com/read/20230125/90/1621302/rencana-besar-bni-bbni-garap-pasar-bank-digital-bersama-mayora-dan-induk-shopee Author: Fahmi Ahmad Burhan Editor : Muhammad Khadafi